Asparagus Fern satu tanaman hias yang awalnya bikin aku bingung tapi akhirnya bikin jatuh cinta, itu ya si Asparagus Fern ini. Jujur aja, dulu aku kira ini sejenis pakis biasa, eh ternyata sama sekali beda. Bahkan, kalau mau jujur lagi, Asparagus Fern plant bukan termasuk keluarga pakis, tapi masih satu geng sama… asparagus yang kita makan itu. Iya, yang buat sup atau tumis sayur itu. Cuma bedanya, yang ini nggak buat dimakan, tapi buat dinikmati wikipedia keindahannya.
Contents
Awal Mula Kenalan Sama Asparagus Fern
Waktu itu, aku lagi mampir ke pasar tanaman di pinggir kota. Tujuannya sebenarnya mau cari tanaman gantung buat teras. Terus ada ibu-ibu penjual yang nawarin tanaman dengan daun halus-halus kayak jarum. Katanya, “Ini gampang dirawat, nggak rewel.” Aku pikir, oke lah, coba bawa pulang. Eh, ternyata nggak sesederhana itu.
Awalnya aku taruh dia di teras yang full kena matahari siang. Salah besar. Daunnya mulai kering di ujung, terus warnanya berubah jadi kekuningan. Aku kira butuh lebih banyak air, jadi aku siram tiap hari sampai potnya becek. Hasilnya? Beberapa batang malah busuk. Dari situ aku belajar, Asparagus Fern itu suka sinar terang tapi nggak langsung kena matahari terik, dan dia nggak suka tanah terlalu basah.
Yang bikin unik, Asparagus Fern punya akar berbentuk umbi kecil-kecil. Umbi ini nyimpen cadangan air, jadi kalau nyiram kebanyakan, ya dia jadi “overload” air dan malah busuk. Ini pengalaman pertama yang bikin aku belajar baca bahasa tubuh tanaman. Kalau daunnya mulai kering tipis-tipis, artinya dia haus. Tapi kalau tanahnya masih lembap, lebih baik tahan diri untuk nyiram.
Karakter Unik Asparagus Fern
Kalau kamu lihat dari jauh, Asparagus Fern itu kayak awan hijau halus. Daunnya sebenarnya bukan daun, tapi cladodes — semacam batang kecil menyerupai daun. Nah, ini yang bikin dia kelihatan fluffy. Tapi jangan tertipu, karena meskipun kelihatan lembut, beberapa varietas punya duri kecil di batangnya.
Satu hal yang aku suka, tanaman ini fleksibel banget. Dia bisa ditaruh di pot gantung, pot meja, bahkan dijadikan tanaman rambat di pagar. Selain itu, Asparagus Fern juga tahan banting. Pernah suatu kali aku tinggalin dia di rumah waktu liburan seminggu. Pas balik, dia memang agak layu, tapi cuma butuh beberapa hari penyiraman teratur, dia langsung segar lagi.
Yang harus diwaspadai cuma satu: kalau dia terlalu bahagia dan rimbun, akarnya bisa penuh banget di pot sampai medianya padat. Kalau udah gini, biasanya dia jadi rewel, daunnya gampang rontok. Solusinya? Repotting tiap 1-2 tahun. Aku biasanya sekalian bagi rumpunnya supaya punya tanaman baru tanpa beli lagi.
Kesalahan yang Pernah Aku Lakukan
Dari sekian banyak tanaman yang aku punya, Asparagus Fern ini lumayan ngajarin aku soal kesabaran. Salah satu kesalahan fatal yang pernah aku lakukan adalah memangkas habis waktu dia kelihatan kusut. Aku pikir, kayak rumput gitu, kalau dipotong habis pasti tumbuh lagi lebih rapi. Ternyata? Dia malah stres dan pertumbuhannya lambat banget. Butuh waktu berbulan-bulan buat dia balik rimbun.
Kesalahan lain adalah menaruh dia di ruangan AC tanpa pencahayaan cukup. Daunnya langsung memutih dan banyak rontok. Jadi sekarang aku paham, walaupun dia tahan di dalam ruangan, dia tetap butuh cahaya terang yang cukup. Minimal dekat jendela timur atau selatan.
Terakhir, soal pupuk. Dulu aku rajin banget kasih pupuk cair tiap minggu. Eh, daunnya malah gosong di ujung. Baru tahu kalau pupuk terlalu sering bisa bikin penumpukan garam di media. Sekarang aku kasih pupuk cair sebulan sekali aja, itupun dosisnya aku kurangi setengah dari yang dianjurkan.
Tips Perawatan Asparagus Fern Berdasarkan Pengalaman
Buat yang mau coba pelihara Asparagus Fern, ini rangkuman tips dari pengalaman pribadi:
Cahaya: Taruh di tempat terang tapi hindari matahari siang langsung. Pagi atau sore oke.
Air: Siram kalau permukaan tanah udah mulai kering. Jangan sampai becek.
Media Tanam: Pakai campuran tanah gembur, kompos, dan pasir supaya drainase bagus.
Pupuk: Pupuk cair sebulan sekali dengan dosis ringan.
Repotting: Lakukan tiap 1-2 tahun, sekalian perbanyak rumpun.
Kelembapan: Dia suka kelembapan sedang, jadi semprot daun kalau udara terlalu kering.
Dan yang paling penting, jangan takut kalau dia kelihatan agak botak setelah adaptasi di rumah baru. Biasanya itu cuma fase, asal perawatannya konsisten, dia akan tumbuh rimbun lagi.
Kenapa Aku Rekomendasikan Asparagus Fern
Buatku, Asparagus Fern ini tanaman “teman baik” di rumah. Dia nggak rewel, bentuknya cantik, dan bisa bikin ruangan lebih segar. Apalagi kalau digantung, efek rimbunnya bikin suasana adem banget.
Selain itu, dia termasuk tanaman yang bisa membantu menyaring udara. Memang efeknya nggak seinstan mesin air purifier, tapi cukup membantu bikin udara terasa segar, terutama di ruangan yang agak lembap.
Kalau kamu suka tanaman yang punya karakter, nggak terlalu mainstream kayak monstera atau philodendron, Asparagus Fern ini bisa jadi pilihan. Cuma ya, siap-siap aja jatuh cinta sama dia. Karena begitu rimbun, susah banget buat nggak meliriknya setiap hari.
Baca Juga Artikel Ini!